ikkeretno.blogspot.com

Jumat, 16 Oktober 2015


VITAMIN A PADA IBU NIFAS

A.    Pengertian Vitamin A
Vitamin A merupakan salah zat penting yang larut dalam lemak dan dalam hati , tidak dapat di buat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar(essesnsial), berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.( Saleha, 2009).
Vitamin A pada masa  nifas adalah  suplementasi vitamin A yang di berikan pada ibu menyusui selama masa nifas yang berguna bagi ibu dan bayi (Depkes RI, 2009)
B.     Manfaat Vitamin A Untuk Bayi
Menurut ( Saleha,2009) yaitu :
1.      Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan infeksi seperti campak dan diare.
2.      Meningkatkan kualitas ASI
3.      Meningkatkan kelangsungan hidup dan  anak
4.      Mencegah  kelainan pada sel-sel epitel termasuk pada selaput lendir mata
5.      Mencegah terjadinya proses metaplasi sel-sel epitel sehingga kelerjer tidak memproduksi cairan yang menyebabkan terjadinya kekeringan pada mata di sebut xerosis konjungtiva.
6.        Mencegah terjadinya kerusakan mata berlanjut yang akan menjadi bercak bitot (bitot’s sport) bahkan kebutaaan.

C.    Manfaat kapsul vitamin A untuk ibu nifas
Menurut ( Saleha,2009) yaitu :
1.      Meningkatkan kandungan vitamin A dalam Air Susu Ibu (ASI)
2.      Bayi lebih kebal dan jarang kena penyakit infeksi
3.      Kesehatan ibu lebih cepat pulih setelah melahirkan


D.    Dosis Vitamin A
1.      Pemberian 1 kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah pada ibu nifas hanya cukup untuk meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI selama 60 hari
2.      Pemberian 2 kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah di harapkan dapat menambah kandungan vitamin A dalam ASI sampai bayi usia 6 bulan.
Pemberian kapsul vitamin A 200.000IU sebanyak dua kali,pertama segera setelah melahirkan,kedua di berikan setelah 24 jam pemberian kapsul vitamin A pertama (Depkes RI, 2009)

E.     Cara Pemberian Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh (meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan penyakit infeksi lain) (Suherni, 2007).
Di Negara berkembang, pada bulan-bulan pertama kehidupannya, bayi sangat bergantung pada vitamin A yang terdapat dalam ASI. Oleh sebab itu, sangatlah penting bahwa ASI mengandung cukup vitamin A. Anak-anak yang sama sekali tidak mendapatkan ASI akan berisiko lebih tinggi terkena Xeropthalmia dibandingkan dengan anak-anak yang mendapatkan ASI walau hanya dalam jangka waktu tertentu. (Depkes RI, 2009).
Berbagai studi yang dilakukan mengenai Vitamin A ibu nifas memperlihatkan hasil yang berbeda-beda. Anak-anak usia enam bulan yang ibunya mendapatkan kapsul vitamin A setelah melahirkan, menunjukkan bahwa terdapat penurunan jumlah kasus demam pada anak-anak tersebut dan waktu kesembuhan yang lebih cepat saat mereka terkena ISPA. Ibu hamil dan menyusui seperti halnya juga anak-anak, berisiko mengalami KVA karena pada masa tersebut ibu membutuhkan vitamin A yang tinggi untuk pertumbuhan janin dan produksi ASI. (Depkes  RI, 2009).
Upaya meningkatkan konsumsi bahan makanan sumber vitamin A melalui proses Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) merupakan upaya yang paling aman. Namun disadari bahwa penyuluhan tidak akan segera memberikan dampak nyata. Selain itu kegiatan konsumsi kapsul vitamin A masih bersifat rintisan. Oleh sebab itu penanggulangan KVA saat ini masih bertumpu  pada pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi. Oleh karena itu, pemberian secara periodik dilakukan kepada: Ibu nifas (2 kapsul vitamin A warna merah yang diminum, 1 kapsul setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi setelah 24 jam dan tidak lebih dari 6 minggu kemudian).(Depkes RI, 2009).

Kata Kunci : Vitamin A Pada  Ibu Nifas


Senin, 05 Oktober 2015





ABSTRAK


Baiq Chandra Rizki Utami, 2015 ;  hubungan antara pengetahuan kader tentang peran kader posyandu balita dengan keaktifan kader posyandu di Desa Gondoriyo Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Pembimbing I. Ninik Christiani, S.SiT, M.Kes.  II. Heni Setyowati, S.SiT, M.Kes

 

Latar belakang Posyandu  merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Posyandu dapat berjalan dengan baik apabila para kader posyandu aktif dalam melaksanakan kegiatan posyandu.  Tahun 2013 di Indonesia terdapat 280.225 Posyandu. Jumlah tersebut, posyandu pratama sebanyak 32,7%, madya sebanyak 29,1%, purnama sebanyak 29,9%, dan mandiri sebanyak 8,3%. Pada tahun 2013, rasio posyandu terhadap jumlah desa/kelurahan adalah 3,35. Tujuan penelitian mengetahui hubungan antara pengetahuan kader tentang peran kader posyandu balita dengan keaktifan kader posyandu di Desa Gondoriyo Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
Desain penelitiannya yaitu korelasional dengan populasinya seluruh kader posyandu di Desa Gondoriyo Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang pada bulan April 2015 sebanyak 30 kader. Sampel berjumlah 30 responden yang diambil secara total sampling. Analisis data menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian sebagian besar pengetahuan responden baik sebanyak 29 responden (96,7%) dan kurang sebanyak 1 responden (3,3%). Sebagian besar responden aktif dalam kegiatan posyandu sebanyak 24 responden (80,0%) dan yang tidak aktif sebanyak 6 responden (20,0%). Tidak ada hubungan antara pengetahuan kader tentang peran kader posyandu dengan keaktifan kader posyandu Desa Gondoriyo Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang dengan nilai p 0,200. Simpulan pengetahuan kader baik belum tentu aktif dalam kegiatan posyandu disebabkan kegiatan lain kader.
Bidan diharapkan meningkatkan pengetahuan kader dan memberi motivasi kader untuk aktif menjalankan kegiatan posyandu.
.
Kata Kunci : pengetahuan, keaktifan kader posyandu